SELAMAT DATANG DI AGENT JUDI TERPERCAYA SILAHKAN KUNJUNGI WWW.PELANGICASINO.COM

Tuesday, August 8, 2017

Pacar Yang Bernafsu Besar



Pada satu waktu Ira bertanya kepadaku,
” mas mungkin Ira dalam soal sex ‘ngga normal ‘ya ? “.

Aku bukannya menjawab pertanyaan Ira tersebut, malah aku balik bertanya kepada Ira,

” Ira, kamu tau ‘ngga batasan yang disebut tidak normal di dalam soal hubungan sex ? “. Ira menjawab
” ‘ngga tau “. Aku menjelaskan pada Ira bahwa
” segala cara, gaya dan frekuensi di dalam melakukan hubungan sex akan selalu disebut normal apabila dilakukan denganpersetujuan kedua belah pihak, dengan tujuan untuk saling memuaskan pasangannya. Kalau pasangan kita melakukan cara-cara yang tidak kita sukai tetapi dia terus memaksakan keinginannya untuk mencapai kepuasannya sendiri, maka pasangan kita tersebut dapat dikatakan memiliki penyimpangan seksual (sexual deviation atau abnormal) “.

Pada akhir-akhir ini, setiap kali aku mengentot Ira, jari-jari tanganku, khususnya jari telunjuk, sering dijilatinya dan dimasukkan kedalam mulutnya untuk dijilati dan diisapnya. Semakin liar gerakanku dalam mengentot Ira, semakin bernafsu Ira menjilati dan mengisap jari telunjukku.

” Ir, kamu sekarang ini selama ngentot sering sekali mengisap jari telunjuk mas, dan kelihatannya Ira makin sangat terangsang kalau selama ngentot Ira dapat mengisap jari telunjuk mas. Pasti kamu sangat menikmatinya ‘kan ?”, tanyaku.
 Ira menjawab


” Ira makin terangsang kalau Ira dapat mengisap jari telunjuk mas karena jari-jari mas sekali-kali menyentuh langit-langit mulut Ira, rasanya geli dan sangat merangsang sekali “. Dari jawabannya tersebut aku mulai menduga-duga jangan-jangan pikiran Ira selama ngentot pada akhir-akhir ini telah diisi dengan fantasi seksualnya yang baru.

Aku memiliki keyakinan bahwa jari telujukku itu pasti dibayangkan oleh Ira sebagai kontol kedua yang dapat dinikmatinya bersama-sama dengan kontolku. Keyakinan itu timbul dari expresi Ira selama mengisap jari telunjukku. Ira begitu menikmatinya !.

“Ir, kalau Ira mau bagaimana kalau kita coba untuk melakukan “threesome” dengan menambah satu orang laki-laki lagi dalam acara ngentot kita “, tanyaku.

Ira tersentak kaget dengan tawaranku, dan sejenak dia hanya terdiam saja. Aku mencoba untuk menjelaskan pada Ira bahwa tawaran ini tentunya hanya sebuah tawaran yang dapat ia tolak, kalau memang Ira tidak menginginkannya. Tapi sewaktu aku menyinggung kepada kebiasaannya pada akhir-akhir ini Ira senang menjilati dan mengisap jari telunjukku selama ngentot, Ira menimpalinya dengan mengatakan LIVE CASINO

“mas memang benar, karena pada akhir-akhir ini Ira sering ber-fantasi bagaimana rasanya tubuh Ira ini dijamah dan dicumbu oleh dua orang laki-laki dan Ira dapat bermain dengan dua kontol sekaligus dalam satu tempat tidur ……… meskipun Ira takut untuk mencobanya, tapi keinginan untuk mencoba hal itu selalu muncul setiap Ira ngentot, baik itu dengan mas maupun dengan suami Ira, tapi Ira masih ragu-ragu dan takut “. Aku mencoba lagi untuk meyakinkan Ira ,

” memiliki perasaan ragu-ragu dan takut untuk mencoba sesuatu yang baru adalah sangat wajar sekali, tetapi yang paling penting disini adalah keputusan dari Ira sendiri, apakah Ira mau mencobanya atau tidak “, ungkapku.
” Ira mau mas, tapi takut makin bertambah orang yang tau bahwa Ira sebagai seorang istri ternyata tidak setia pada suaminya sendiri, dimana sekarang ini ‘kan hanya mas yang tau “, ujarnya.
” Yang penting adalah keputusan Ira bahwa Ira mau mencobanya, soal Ira takut bertambahnya orang yang mengetahui selingkuhnya Ira akan menjadi tanggung jawab mas. Mas sendiri ‘kan harus dapat menjaga kerahasiahan diri mas sendiri, jadi Ira tidak usah khawatir “, kataku.

Bagi aku sendiri melakukan “threesome” sudah sering aku lakukan bersama-sama dengan sahabatku yang bernama Iwan, masih bujangan meskipun sudah berumur 32 tahun. Iwan ini adalah ” lady killer” yang berpostur tinggi, tegap serta ganteng dan kontolnya untuk ukuran orang Indonesia termasuk gede. Selain postur tubuhnya kelebihan lain dari Iwan ini adalah supel dan mudah akrab dengan orang-orang yang baru dikenalnya serta dapat dipercaya. Aku hubungi dia, dan dia setuju dan menunggu untuk dihubungi oleh aku kembali.

Pada hari yang telah direncanakan aku menghubungi Ira dan mengatakan pada Ira bahwa hari ini aku akan memperkenalkan temanku kepadanya. LIVE BACCARAT

“mas, sungguh-sungguh dengan rencana ‘ threesome’ itu ? “, tanya Ira.


Aku menjawab


” itu soal nanti yang penting kita bertiga ketemu dulu dan tentunya Ira sendiri yang harus memutuskan apakah akan dilanjutkan dengan acara ‘ threesome ‘ atau tidak “.
“Oke, mas, jemput Ira ditempat biasa jam 11 ‘ya “, pinta Ira.

Jam 10.30 aku bersama Iwan meluncur untuk menjemput Ira. Sesampainya ditujuan, begitu Iwan melihat Ira, Iwan berkomentar

” Gila tu binor (bini orang) keren banget, mengapa baru sekarang ‘man gue dikenalin “. Aku kenalkan Iwan pada Ira, dan kita bertiga, Ira duduk didepan disamping aku, meluncur ke arah utara kota Jakarta.

Selama diperjalanan Iwan secara aktif membuka pembicaraan dengan Ira untuk membuat suasana lebih akrab lagi antara dia dengan Ira. Tujuanku adalah sebuah motel didaerah Pluit yang bernama PT, di motel ini selain kamarnya bagus juga makanannya enak-enak. Makan siang dilakukan di dalam kamar, dan selesai makan siang dilanjutkan dengan nonton laser disc sambil ngobrol-ngobrol. Pada waktu Ira selesai dari kamar mandi, dekat pintu kamar mandi aku sempat bertanya kembali kepada Ira apakah Ira mau lanjut dengan acara ‘ threesome ‘ atau Ira merasa tidak cocok dengan Iwan. Ira menjawab. LIVE ROULLETTE

” Iwan ganteng mas, dan untuk acara ………. “, Ira diam, dan hanya tersenyum penuh arti kepadaku.

Aku dapat menangkap isyaratnya. Ira mau untuk mencoba ‘ threesome ‘ tetapi malu untuk mengatakannya. Kembali kekamar tidur, Ira duduk di-sofa disamping Iwan, dan aku duduk disebelah kanan Ira. Posisi duduk di-sofa itu menjadi Ira duduk ditengah diapit oleh aku disebelah kanan dan Iwan disebelah kirinya. Film yang diputar melalui laser disc cukup seru, sebuah film drama percintaan dengan diselingi adegan-adegan ranjang yang halus tetapi cukup merangsang. Obrolan diantara kita bertiga semakin hidup, dan kelihatan kekakuan Ira dengan kehadiran Iwan sebagai kenalan barunya sudah mulai hilang.

Aku berpikir bahwa kini sudah saatnya untuk aku memulai berinisiatif “menyerang” Ira. Tanganku mulai mengelus paha putih Ira, Ira melirik kepadaku dan tersenyum cantik sekali. Elusan-elusan tanganku di atas paha putih Ira terus kulakukan yang dengan sekali-kali sengaja tanganku menyusup lebih tinggi lagi mendekati pangkal paha Ira. Hal itu aku lakukan dengan mataku tetap menatap layar tv, dan sekali-kali aku mencuri pandang melihat kepada Iwan. Sampai tahap ini Iwan masih belum bereaksi, pandangannya tetap mengikuti film yang tertayang di tv. Rok mini Ira makin tersingkap, dan tanganku dengan leluasanya merambah dan mengelus naik turun sampai kesekitar pangkal pahanya, Ira mulai sering menggelinjang menahan rangsangan akibat dari apa yang aku lakukan ini.

Kesempatan ini aku pergunakan untuk terus lebih merangsang Ira dengan mulai menyusupkan tangan kananku kedalam blues Ira, pangkal toketnya mulai aku sentuh dan Ira mendesis sambil tetap berusaha mempertahankan posisi dirinya agar tidak semakin doyong bersandar ketubuh Iwan. Tanganku masih belum begitu leluasa untuk meremas dan memainkan toket Ira karena masih terhalang oleh BH yang dipergunakannya. Maka kembali tangan kananku kuturunkan untuk kembali mengelus paha Ira dan kali ini tanganku mulai menyelinap ke balik CD-nya. Ira tersentak menahan rangsangan ketika tanganku menyentuh clit-nya, dan tanpa sadar kepala Ira jatuh didada Iwan. Dengan sigap tangan kiri Iwan menyangga kepala Ira dan tangan kanannya mulai meraba toket Ira.

Ira mulai merintih lirih menahan nikmat. Dengan tangan kanannya Iwan mulai melepaskan kancing baju atas Ira satu persatu. Sedangkan aku sendiri makin ganas memilin clit Ira dengan tanganku. Erangan Ira semakin keras, ketika tangan Iwan berhasil menyusup kebalik BH Ira dan mulai meremas toket Ira dengan remasan-remasannya yang mampu membuat Ira sangat terangsang. Goyangan kepala Ira semakin liar, dan dengan tangan kirinya Iwan mengangkat muka Ira keatas sehingga posisi bibir Ira sangat dekat dengan mulut Iwan. Tanpa menunggu lagi, Iwan melumat bibir Ira dengan bernafsunya dan Irapun membalasnya dengan tidak kalah buasnya. Aku angkat kedua kaki Ira keatas pahaku, kemudian kaki kanannya aku sandarkan disandaran sofa.

Dengan posisi seperti ini tanganku semakin bebas memainkan clit Ira yang sudah mulai basah. Aku melihat kepada Iwan, ternyata tangan kanannya masih terus meremas-remas toket Ira, dan bibirnya sibuk mengulum bibir Ira. Begitu Iwan melepaskan lumatannya, Ira berteriak


” Pindah ke tempat tidur …….. Ira ingin lebih bebas menikmati kalian berdua “. Iwan dan aku bersama-sama mengangkat Ira ketempat tidur.

Aku lepaskan rok mini Ira berikut CD-nya sedangkan Iwan melucuti baju dan BH-nya. Ira sekarang telah telanjang bulat dan badan yang putih serta montok itu seakan menantang untuk dirajah oleh aku dan Iwan. Aku lebarkan kaki Ira, sehingga tampak jelas menonjol clit Ira yang merah kecoklatan. Kuturunkan kepalaku untuk mulai melumat dan mengisap clit Ira.

“Oh…. oh…. mas, Ira suka banget isepan mas pada clit Ira “, Ira mengerang menahan rasa gairah yang aku berikan.. AGEN TERPERCAYA

Iwan mulai turut dalam permainan ini, dia menekukan lututnya diantara kepala Ira sehingga posisi kontolnya jatuh tepat di atas mulut Ira. Disodorkan kontolnya mendekati mulut Ira dan aku lihat Ira sempat melihat ke wajah Iwan sambil tersenyum dan langsung mulai menjilati kontol Iwan. Tangan Iwan dengan leluasanya meremas dan memilin toket Ira. Sedangkan aku sendiri terus melumat clit Ira. Sekarang tangan kananku yang memilin clit Ira, sedangkan dua jari tangan kiriku aku masukkan kedalam memeknya.

Ira mengelinjang dan menggerak-gerakan pantatnya naik-turun seolah-olah dia sedang ngentot. Aku bertanya kepada Ira ” Apakah kamu suka dengan cara kita berdua ini ? “, Ira hanya mampu menjawab dengan cara mengangukkan kepalanya, karena mulutnya masih berusaha untuk dapat mengisap kontol Iwan sampai pada pangkalnya.

Kontol Iwan memang besar, kelihatan Ira kesulitan untuk mengisap kontol tersebut sampai kepangkalnya. Aku lihat akhirnya Ira melepaskan isapan atas kontol Iwan dan berkata

” Wan, kontol kamu luar biasa gedenya, Ira susah ngisepnya….. “. Aku menimpalinya dengan berkata
” tapi kamu suka ‘kan sama kontol Iwan ? “, Ira teriak
“suka banget, mas” Aku berkata pada Iwan ” Wan, sekarang kamu entot Ira dulu supaya dia bisa ngerasain gedenya kontol kamu “. Tanpa menunggu lebih lama lagi Iwan langsung menempelkan kontolnya di bibir memek Ira dan mulai menggesek-gesekannya.

Ira merintih menahan nikmat dan aku sendiri sangat terangsang melihat adegan itu. Kontolku berdiri keras sekali tetapi sementara ini aku tetap ingin menjadi penonton dulu. Kontol Iwan agak kesulitan untuk menembus memek Ira. Baru ujung kontolnya masuk Ira sudah menjerit

” Wan….. gila…. sakit….. rasanya kaya lagi waktu Ira dulu diperawanin “. Aku memancing fantasi Ira dengan mengatakan
” itu bukan Iwan tetapi Dodi “. Pancingan ku berhasil, Ira mendesis sambil merintih ” mas Dodi, Ira mau diperawanin ‘ya “. Iwan adalah partner aku yang baik dan sudah terbiasa dengan situasi semacam ini dan dia menjawab
” Ira sayang mas Dodi ‘kan ?,….. biarkan kontol mas Dodi masuk ke memek Ira “. Iwan menekan kontolnya agar dapat masuk lebih dalam lagi.

Ira bereaksi dengan berteriak


” ach…..achh… sakit mas….pelan-pelan “. Aku melihat dengan jelas bagaimana sulitnya memek Ira untuk menerima kontol Iwan, dan adegan ini membuat aku semakin terangsang, tetapi aku mencoba untuk menahan diri untuk tidak segera berpartisipasi agar tidak kehilangan adegan yang merangsang ini. Ira mengerang
” acchhhh……. pedih… mas Dodi ……please fuck me slowly……. ..I like your cock…..so big…acchhh….. . slowly darling ……”, separuh dari kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira, dan Ira sendiri berontak liar menahan rasa pedih dan nikmat yang dirasakannya.

Aku justru mendorong Iwan agar lebih menancapkan kontolnya di memek Ira dengan berkata

” ayo Dod…. fuck her….. Ira minta di-entot sama kontol kamu “, dan akupun bertanya sama Ira
” bener ‘kan Ir, ……kamu senang ‘kan di-entot Dodi…….. jawab dong….. kalau tidak nanti Dodi cabut lagi kontolnya dari memek Ira “, Ira berteriak
” yessss…….. Ira pengen banget kontolnya mas Dodi …..”. Mendengar teriakan Ira tersebut, Iwan langsung menekan kontolnya lebih dalam lagi ke memek Ira, dan Ira menjerit
” addduuuhhhhh…… so big….. painfull but nice…… fuck me deeply mas Dodi “. Ira meronta-ronta kenikmatan mendapatkan kontol yang jauh lebih besar dari punyaku.

Jeritan-jeritan Ira semakin keras, dan badannya meronta liar tak terkendali ketika Iwan membalikkan badan Ira pada posisi doggy style. Iwan sendiri kelihatan begitu bernafsu mengentot Ira dari belakang, dia tidak mengurangi sama sekali genjotan kontolnya kedalam memek Ira meskipun Ira terus merintih antara sakit dan nikmat. Aku sudah tidak tahan lagi melihat adegan semacam itu, segera aku berdiri didepan kepala Ira dengan posisi kaki yang kurentangkan sehingga kepala Ira berada diselangkanganku. Aku sodorkan kontolku kemulut Ira untuk dijilati dan diisapnya. Ira sudah diluar kendali,


“mas Dodi……. ini kontol siapa laag ………”, belum selesai Ira berkata, kontolku sudah masuk dimulut Ira dan Ira dengan bernafsunya menjilati dan mengisap kontolku.

Hentakan kontol Iwan dari belakang membuat Ira lebih tidak terkendali lagi di dalam mengisap kontolku sehingga rasa nikmat yang aku rasakan sulit untuk diungkapkan. Ira melepaskan isapannya atas kontol aku, dan mengerang serta berteriak keras sekali

“…… mas Dodi……… Ira coming……….. Ira engga tahan lagi….. addduhhhhh ohhhhh…. so nice……. “, badannya sejenak bergetar liar……. dan kemudian melorot rebah seperti tidak berdaya menahan rasa nikmat yang baru saja diperolehnya.

Iwan menarik kontolnya dari memek Ira secara perlahan-lahan diiringi dengan lirihan Ira

” aaaduuuhhhh ….. nikmat sekali…….”. Untuk beberapa saat kita bertiga tidak ada yang bersuara.

Keheningan terpecahkan ketika Ira berkata

” sorry ‘ya ‘Wan, tadi Ira teriak manggil-manggil nama mas Dodi ….. abis waktu kontol mas Iwan mau masuk ke memek Ira, rasa sakit dan pedihnya sama banget sewaktu Ira diperawanin oleh mas Dodi …. jadi Ira inget dia….. “.
” yang penting buat mas Iwan, Ira puas dan justru sewaktu Ira mulai menyebut-nyebut nama mas Dodi, mas Iwan semakin terangsang karena ngebayangin diri mas Iwan sebagai Dodi yang lagi merawanin Ira “, jawab Iwan.

Ira melirik ke Iwan dan sambil loncat kekamar mandi Ira berkata

” giliran kalian berdua ‘ya untuk coming ……be back soon “. Keluar dari kamar mandi, Ira berdiri menghadap kekaca rias sambil menyisir rambutnya.

Aku harus mengakuinya bahwa postur tubuh Ira memang indah, putih dengan bentuk buah dada yang tegak menantang. Dalam posisi Ira masih berdiri menghadap kaca, aku sudah berdiri memeluknya dari belakang, secara perlahan kutelusuri tengkuknya dengan bibirku. Ira menggelinjang geli. Ciuman-ciuman kecil terus aku lakukan disekitar tengkuknya sambil tanganku dengan halusnya mulai mengelus buah dadanya,Tampak dikaca Ira berusaha untuk tidak memejamkan matanya, Ira berusaha untuk dapat melihat buah dadanya di-elus dan diremas oleh kedua tanganku. Ira kelihatannya menikmati sekali adegan ini.

 ‘Wan, …. lets joint with us …… “, ajakku.

Iwan beranjak dari tempat tidur dan langsung berjongkok diantara kaki Ira menghadap ke clit-nya Ira. Iwan mulai memainkan lidahnya menjilati sekitar bibir memek Ira, dan Ira tetap bertahan untuk terus menatap ke kaca . Tangan Ira memegang rambut Iwan, dan kepala Iwan digoyang-goyangkannya seolah-olah Ira menuntun lidah Iwan agar jilatannya jatuh ditempat yang diinginkannya. Nafas Ira memburu, desahan rasa nikmat yang dialaminya mulai terdengar

” ….. ohhh ….acchhhh shhhhhn….. adduhhhh…… “. Tanganku masih terus meremas dan memilin puting toket Ira. ” Ir, lihat dikaca, ….. lihat…clit kamu lagi di-isap dan dijilati Iwan, dan toket kamu sedang mas remas-remas…..lihat…..” , bisikku.

Ira menatap kaca dan merintih lirih

” ……. keep on doing……. Ira suka baaangeeet……. enak…..”. Aku basahi dengan ludah jari telunjukku, dan secara perlahan-lahan kutusukan kedalam anus Ira.

Ira meronta, dan sambil tetap memegangi rambut Iwan untuk supaya tetap menjilati clit-nya, Ira mulai menggoyangkan pantatnya dengan maksud agar jariku dapat masuk lebih dalam lagi di anusnya. Ira sudah lepas kendali, berteriak dan meronta menuntut yang lebih dari yang sedang dirasakannya saat ini. Aku basahi sekitar anus Ira dengan ludahku demikian pula kontolku. Perlahan tapi pasti, kontolku aku tekan ke anusnya, Ira menjerit ketika kontolku berhasil masuk ke anusnya. Dengan posisi berdiri, Iwan mulai berusaha untuk memasukkan kontolnya ke memek Ira. Tekanan-tekanan kontol Iwan yang berusaha untuk masuk ke memek Ira, secara tidak langsung menekan lebih dalam lagi kontolku terbenam di memek Ira, rasanya luar biasa nikmat.

Kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira dan gerakan Ira semakin tidak terkendali karena setiap tekanan yang aku lakukan membuat kontol Iwan masuk semakin dalam, demikian sebaliknya kalau Iwan yang melakukan tekanan. Rintihan, teriakan dan gerakan Ira luar biasa sekali, Ira benar-benar menikmatinya. Ira merintih,

” ohhhhhhhhhh, I’m coming again…… shhhhehhhhh,…aaddduuuuhhhh, aaacchhh …” , melihat Ira meronta-ronta aku tidak tahan lagi, aku tekan dengan dalam kontolku di anus Ira, diam tanpa gerakan untuk dapat merasakan sepenuhnya jepitan anus Ira di kontolku akibat kontraksinya lubang anus Ira.
” ooohhhh…Ira……. mas mau keluar……. auuuuccchhhh….. shhhiiiiittttt……. I’m coming …Ira “, teriakku sambil meremas kencang toket Ira. Kudekap Ira dengan kedua lenganku, sedangkan Iwan dengan ritme yang pelan tetap masih mengentot Ira, Ira sudah tidak mampu lagi untuk membuka matanya, bibirnya terkatup menahan rasa nikmat.

Perlahan-lahan kucabut kontolku dari anus Ira dan membiarkan Iwan sambil berdiri meneruskan mengentot Ira Aku duduk di-sofa memperhatikan mereka berdua ngentot. Iwan mengangkat Ira ketempat tidur, dengan posisi kaki Ira terjuntai kelantai, Bandar Poker Terbaik Iwan berusaha untuk memasukkan kontolnya lagi ke memek Ira. Kontol Iwan yang begitu gede berhasil masuk separuhnya ke memek Ira, dan Ira pasrah menerimanya ketika Iwan menekankan kontolnya sampai masuk seluruhnya.

“adduhhhhh…. “, hanya itu yang dapat diucapkan Ira. Gerakan Iwan dalam ngentot Ira tetap stabil, perlahan, tetapi setiap menekan Iwan selalu menekan kontolnya sampai masuk semuanya.

Reaksi dari entotan Iwan ternyata luar biasa sekali, setiap Iwan menekankan kontolnya Ira pasti merintih

” mas Iwannnn…. ampun…..ampun mas…….. Ira puas bangeeetttt-bangeeettt “, tanpa sadar kontolku berdiri lagi tetapi aku merasa kasihan kepada Ira kalau harus menangani kontolku lagi.

Aku mendekat kepada Ira dan dengan halus ku-usap dan kuremas-remas buah dadanya. Remasan-remasan yang aku lakukan membuat Ira makin merintih, dan rintihan Ira yang semakin keras tersebut merangsang Iwan untuk lebih mempercepat entotannya.

“mas Iwan…… Ira ampun……. Ira mau keluar lagi…….aaacchhhhhhhhh ……..Ira keluar….. oocchhhhhh “, teriak Ira, dan bersamaan dengan teriakan Ira tersebut kulihat Iwan memperlambat entotannya dan menanamkan seluruh kontolnya dalam-dalam ke memek Ira sambil berteriak
” Irrrrrr, mas … mau keluar…. accchhh adduhhhhhhh “, badan Iwan meregang tegang menahan nikmat dan beberapa saat kemudian merebahkan badannya memeluk Ira sambil mencium bibir Ira dengan mesranya. LIVE SLOTT

Ira tidak bersuara,demikian pula Iwan dan aku, kita masing-masing jalan dengan pikiran dan lamunannya sendiri-sendiri. Jam 19.00 kita bertiga meninggalkan motel PT, ditengah jalan Ira berkata ” …mas Iwan kotolnya ‘ko bisa gede begitu sih….. rasanya sampai sekarang masih mengganjal saja di memek Ira “. Iwan hanya tertawa dan sambil berseloroh menjawab

” kamu salah Ir, yang gede bukan kontol mas Iwan… tapi memek kamu yang terlalu sempit “, kita bertiga tertawa lepas dan sepakat untuk melakukannya lagi.


Monday, August 7, 2017

Tante Ngajak Ngeseks Karena Kurang Bahagia dengan Suaminya




PELANGICASINO - Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMA. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,

“Halo Tan, ada apa?”
“Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
“Sekarang?” tanyaku lagi.
“La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.

Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,

“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.

Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.

“Sorry ya Wa, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
“Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

Wow, mimpi apa aku semalam kok tante gatel ku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.

“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Wa,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.

Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.

“Oke deh!” sahutku dengan girang.

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.

“Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
“Bentar Tan!” jawabku.

Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi.

Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat.

Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

“Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.

Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.

“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.

Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak. Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,

“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.

Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante tante gatel menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.

“Maksud Tante?” tanyaku lagi.
“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam...LIVE CASINO

“Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gLimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.

“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.

“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.

Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tante tante gatel ku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.

“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras.

Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tante tante gatel ku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.

Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi.

“Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tante tante gatel ku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya.

Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan.

“Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tante tante gatel ku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,..

“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”

Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya. Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tante tante gatel ku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan.

Dengan ganas tante tante gatel ku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah.

Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya.

Lalu tante gatel bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja. END 


Pacar Yang Bernafsu Besar

PELANGICASINO - Pada satu waktu Ira bertanya kepadaku, ” mas mungkin Ira dalam soal sex ‘ngga normal ‘ya ? “. Aku bukannya ...